Kata perfume yang dipakai saat ini berasal dari bahasa Latin "per fumum" yang berarti
melalui asap. Pembuatan parfum berasal dari Mesopotamia dan Mesir, tetapi dikembangkan
di Roma dan Persia. Sejarah mencatat seorang yang bernama Tapputi adalah pembuat parfum
pertama asal Mesopotamia. Sekarang, aroma parfum bisa menjadi pemikat bagi seorang pria
ketika ingin berkenalan dengan wanita. Lain halnya dengan zaman dulu, aroma parfum
digunakan sebagai bagian dari ritus keagamaan.
Pada abad ke-9, seorang sarjana Irak bernama Al-Kindi melakukan sejumlah besar
percobaan. Percobaan ini menggabungkan berbagai jenis tanaman dan minyak untuk membentuk
produk-produk aroma. Parfumnya tidak dijual di botol tetapi sebagai resep untuk
menghasilkan parfum dan produk perawatan kulit. Al-Kindi dianggap sebagai bapak dari
industri parfum.
Ibnu Sina, seorang dokter Muslim Persia adalah orang pertama yang mengekstrak minyak
dari bunga. Percobaan pertama adalah dengan bunga paforitnya, mawar. Dia berhasil
mengekstrak bunga mawar dan diberi nama air mawar yang masih digunakan sampai sekarang.
Sejak saat itulah mulai dikembangkan cara mencampur sari pati bunga ke dalam parfum.
Pada abad ke-14, untuk pertama kalinya Hungaria mengembangkan parfum di Eropa, dengan
mencampurkan alkohol agar tahan lama. Saat itu wewangian yang dihasilkan digunakan oleh
Ratu Elizabeth dari Hungaria.
Pada abad ke-16, Rene le Florentin membuat ruangan rahasia untuk menyembunyikan resep
rahasia pembuatan parfum. Namun, dengan cepat teknik pembuatan parfum semakin tersebar di
seluruh daratan Eropa. Eropa pun berkembang menjadi pusat industri parfum. Selain
keharumannya yang berkembang, wadah parfum pun turut berkembang. Dari hanya menggunakan
tabung hingga botol-botol cantik dengan aneka bentuk seperti saat ini.
Source:
Pikiran Rakyat: 30
Edisi 10 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar